Yayasan Sasi Alam Indonesia

Co-Design Workshop: Mendesain Solusi Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim di Pulau Osi, Maluku

Pulau Osi merupakan sebuah pulau kecil yang terletak di Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku. Sebagai masyarakat pesisir, masyarakat Pulau Osi sangat bergantung pada sektor perikanan. Berdasarkan survey rumah tangga yang dilakukan YASI di tahun 2022, sekitar 75% masyarakat Pulau Osi mengandalkan perikanan sebagai penghidupan mereka dengan komoditas utama yaitu rumput laut, ikan teri, dan sarden.

Situasi global seperti perubahan iklim turut mengancam keberlangsungan penghidupan masyarakat di Pulau Osi. Beberapa dampaknya turut dirasakan warga. Mulai dari kenaikan air laut, cuaca ekstrim, hingga iklim yang tidak terprediksi. Hal ini sangat berpengaruh terhadap produktivitas hasil perikanan masyarakat. 

Berangkat dari permasalahan yang ada, Yayasan Sasi Alam Indonesia berkolaborasi dengan IPMAPS (Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Pulau Osi) dengan dukungan Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya melakukan upaya untuk memperkuat adaptasi masyarakat pulau Osi terhadap perubahan iklim melalui program “Building Community Resilience and Community Response to Climate Change in Osi Island”. Program ini dimulai tahun 2022 dengan melakukan penelitian melalui survey rumah tangga dan wawancara informan kunci terhadap situasi kerentanan dan ketahanan masyarakat saat ini. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa Pulau Osi cukup rentan terhadap dampak perubahan iklim dikarenakan sumber mata pencaharian utama (perikanan) yang sangat terpengaruh oleh iklim, infrastruktur di kampung rentan terhadap cuaca ekstrim dan bencana iklim, serta kesiapan finansial masyarakat yang masih rendah. Namun demikian, masyarakat pulau Osi memiliki kekuatan sosial yang cukup kuat melalui gotong royong masyarakat yang sudah terbukti selama bertahun-tahun.

Dari hasil penelitian tersebut, YASI mengembangkan sebuah modul dan mendesain suatu aktivitas melalui metode Co-Design. Co-design merupakan metode untuk mendesain solusi bersama untuk diuji coba melalui sebuah prototipe. Kami menggunakan metode co-design karena pendekatannya yang partisipatif serta berbasis riset. YASI dan IPMAPS melibatkan sekitar 50 pemuda dan pelajar pulau Osi untuk belajar tentang perubahan iklim, memahami kekuatan dan kerentanan masyarakat, serta membuat solusi dari permasalahan iklim yang ada melalui proses co-design.

Co-design memiliki 4 tahap yang diawali dengan tahap framing, di mana kami memfokuskan isu pada masalah perubahan iklim di Pulau Osi. Kemudian setelah melakukan fokus isu, kami memulai tahapan selanjutnya yaitu exploring. Di tahap ini, kami bersama dengan pemuda dan pelajar Pulau Osi melakukan penelitian atas masalah dan kerentanan terhadap perubahan iklim, melakukan eksplorasi bersama secara langsung melalui pembelajaran lapangan, serta pemetaan untuk mengetahui potensi, kekuatan, kelemahan, dan kondisi SDA, SDM, sosial, fisik, dan finansial yang ada di Pulau Osi. Selanjutnya adalah tahap imagining, yaitu tahap di mana kami mulai membayangkan dan menyusun solusi dari masalah ini. Solusi yang dipilih kemudian diuji coba dalam bentuk prototipe di dalam tahap testing.

Dari pembelajaran selama 4 hari melalui proses co-design ini, dihasilkan 4 ide besar untuk adaptasi perubahan iklim: penguatan pengelolaan pariwisata, pengelolaan sampah di pulau, konservasi terumbu karang dan penguatan kesadaran, serta perikanan. Dari 4 ide besar ini, dipilih 2 ide prioritas yang akan dikembangkan bersama menjadi sebuah prototipe yang akan diuji coba. Prototipe pertama adalah pembuatan rumah pengering rumput laut dan ikan teri. Yang kedua adalah pendirian toko oleh-oleh sederhana untuk mempromosikan produk lokal dan meningkatkan pariwisata di Pulau Osi.

Kedua ide ini diprioritaskan karena menjadi suatu model adaptasi  perubahan iklim yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Pulau Osi untuk terus menjaga produktivitas hasil perikanan di tengah perubahan cuaca dan iklim yang tidak terprediksi dan membuka alternatif penghidupan melalui pengembangan pariwisata.

Bagikan halaman ini:
Facebook
Twitter
LinkedIn
Tentang penulis:
yasi
yasi

Artikel terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *