Konferensi IRSA (Indonesian Regional Science Association) merupakan acara tahunan yang bertujuan mendorong kemajuan penelitian, transfer pengetahuan, dan jejaring antara akademisi dan pembuat kebijakan. Konferensi ini memainkan peran penting dalam mengembangkan kebijakan pembangunan regional berbasis bukti di Indonesia.
Tema utama konferensi IRSA yang ke-19 tahun 2024 adalah “Ketimpangan Gender dan Dampak Perubahan Iklim di Wilayah Kepulauan.” Kota Ambon menjadi tuan rumah bagi perhelatan penting ini yang diadakan pada tanggal 15-16 Juli 2024.
Yasi.ID berkesempatan menjadi peserta sekaligus memaparkan hasil penelitian Yasi.ID yang berjudul “Membangun Kesadaran Masyarakat dan Strategi Adaptasi untuk Mengatasi Dampak Perubahan Iklim di Pulau Kecil dengan Studi Kasus Partisipatif di Pulau Osi, Maluku.”
Studi Partisipatif di Pulau Osi
Penelitian yang dilakukan oleh Yasi.ID menekankan efektivitas pendekatan partisipatif melalui metode co-design dalam meningkatkan ketahanan sosial, ekonomi, dan ekologi di wilayah pulau-pulau kecil di Maluku yang terdampak perubahan iklim. Metode co-design ini melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat lokal dalam setiap tahap pengembangan strategi adaptasi, dari identifikasi masalah hingga implementasi solusi.
Beberapa Poin Temuan Studi Partisipatif
Kontekstualisasi Masalah Perubahan Iklim
Penelitian ini menggarisbawahi pentingnya memahami konteks lokal dari krisis perubahan iklim. Setiap pulau kecil memiliki karakteristik unik yang mempengaruhi bagaimana perubahan iklim berdampak pada mereka. Dengan memahami konteks lokal ini, strategi adaptasi dapat dirancang lebih efektif.
Aksi Kolektif dan Co-creation of Knowledge
Salah satu pendekatan yang diambil adalah mengintegrasikan berbagai sumber pengetahuan—ilmiah, lokal, dan modal sosial. Pendekatan ini memungkinkan terciptanya solusi yang lebih komprehensif dan relevan dengan kebutuhan masyarakat setempat.
Pemberdayaan Masyarakat Lokal
Penelitian ini menunjukkan bahwa pemberdayaan masyarakat lokal sangat penting dalam adaptasi perubahan iklim. Dari keterlibatan masyarakat hingga kepemimpinan dalam merancang solusi, partisipasi aktif masyarakat lokal memastikan bahwa solusi yang diimplementasikan sesuai dengan kebutuhan mereka.
Konferensi IRSA tahun ini tidak hanya menjadi ajang bertukar pikiran dan pengetahuan, tetapi juga sebuah platform untuk mengembangkan strategi kebijakan yang berbasis bukti dalam menghadapi isu-isu krusial seperti ketimpangan gender dan dampak perubahan iklim di wilayah kepulauan. Studi kasus dari Yasi.ID di Pulau Osi menjadi contoh nyata bagaimana pendekatan partisipatif dapat diterapkan untuk mengatasi tantangan perubahan iklim, dan diharapkan dapat menjadi model bagi wilayah-wilayah lain yang menghadapi masalah serupa.